Kekuatan Sedekah dari PPPA Daarul Qur?an

SEDEKAH bisa menjadi instrumen maha dahsyat jika dikelola dengan baik. Berbagai persoalan yang menyangkut kemiskinan, bisa diatasi dengan instrumen ini.
selengkapnya....



Bahkan, pendidikan yang dipercaya bisa menjadi pemutus rantai kemiskinan, bisa lebih maju lagi. Adalah PPPA (Program Pembibitan Penghafal Al-Qur'an) Daarul Qur'an yang mulai ikut mengembangkan instrumen ini untuk membantu persoalan krusial Bangsa Indonesia. Sejak awal, lembaga nirlaba ini memang menjadi laboratorium sedekahnya jamaah Wisatahati." PPPA Daarul Qur'an ini sama dengan lembaga nirlaba lainnya yang berkonsentrasi pada penghimpunan dana-dana umat untuk membantu masyarakat yang terpinggirkan.

Bedanya dengan teman- teman di lembaga nirlaba lain seperti Dompet Dhuafa, konsentrasi mereka lebih ke penghimpunan zakat, tetapi kita lebih konsentrasi ke sedekah," jelas Tarmizi,Direktur Eksekutif PPPA Daarul Qur'an. Beberapa ahli Fiqh mengatakan, bahwa sedekah itu ada dua macam, yaitu sedekah wajib dan sedekah sunah. Sedekah wajib dinamakan zakat, sedangkan yang sunah dinamakan infaq. "Nah, kita berkonsentrasi di sedekah yang sunnah," tegas Tarmizi. PPPA Daarul Qur'an didirikan oleh Ustadz Yusuf Mansur.

Tokoh satu ini setiap kali selalu bicara tentang sedekah di mana-mana. Bahwa sedekah adalah solusi. Karena itulah banyak masyarakat yang ingin bersedekah ke Sang Ustadz. Namun,Ustadz Yusuf Mansur tidak mau menerima sedekah itu. Maka dibuatlah PPPA Daarul Qur'an, sebuah lembaga yang mengelola sedekah dari masyarakat. Itu cerita empat tahun yang lalu.Tepatnya pada tanggal 29 Maret 2006 ikrar bahwa PPPA Daarul Qur'an menjadi Lembaga Pengelola Sedekah diucapkan di Balai Sarbini Jakarta.Kesempatan itu sekaligus dimanfaatkan untuk launching logo PPPA Daarul Qur'an.

Namun, pengukuhan akte notaris dilakukan pada tanggal 11 Mei 2007. Kini,PPPA Daarul Qur'an berada di bawah naungan Yayasan Daarul Qur'an Nusantara. Dengan berbagai program yang digulirkan, PPPA Daarul Qur'an telah memiliki lebih kurang 3.000 santri binaan,lembaga pendidikan baik dalam naungan maupun dalam koordinasi.

Jumlahnya cukup banyak, antara lain Pondok Pesantren Daarul Qur'an,Daqu Kids,Daqu School dan SMP 1 Nasional Plus Daarul Qur'an di Bulak Santri Tangerang,Sekolah Daarul Qur'an Internasional yang terdiri dari TK, SD,SMP,SMA,dan STMIK (Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer) Antar Bangsa yang berlokasi di Ketapang Tangerang, Training Center di Cinagara Bogor, Pesantren Daarul Qur'an Lembang Bandung, Daqu Kid's Semarang, Ponpes Daarul Qur'an Solo. Sejumlah lembaga pendidikan akan terus dikembangkan di beberapa daerah.

"Kami juga membantu ribuan santri,memberikan ratusan beasiswa kepada masyarakat yang memang konsentrasinya di Alqur'an," ungkapTarmizi. Bulan Maret 2010 PPPA Daarul Qur'an akan meluncurkan pondok pesantren baru di Ambon. Sejumlah pesantren tahfidz (penghafal Al-Qur'an) juga dibantu, baik honorarium gurunya maupun pemberian beasiswa kepada anak didiknya. Begitu pula sejumlah guru madrasah maupun TPA (Taman Pendidikan Alqur'an) yang diberi honorarium oleh PPPA Daarul Qur'an. "Umumnya di desa, guruguru ini seringkali cuma dikasih pisang sebagai bayarannya. Karena itu kita bantu honorariumnya," ungkap Tarmizi. Mobil Qur'an sebagai sarana perpustakaan keliling juga diadakan.

Sehingga,lebih banyak lagi masyarakat yang terjangkau layanan PPPA Daarul Qur'an. "Pergerakannya sampai ke daerah bencana," kata Tarmizi. Hal ini seiring dengan perkembangan kepercayaan masyarakat terhadap PPPA Daarul Qur'an. Dari tahun ke tahun, penghimpunan dana terus meningkat. Tahun pertama terkumpul sebesar Rp5 miliar, tahun kedua Rp8 miliar, dan tahun ketiga terkumpul Rp30 miliar. Sebuah pencapaian yang luar biasa. PPPA Daarul Qur'an ini berpusat di Ciledug,Tangerang.Namun, lembaga nirlaba tersebut sudah memiliki dua kantor cabang, yaitu di Semarang dan Bogor.Sedangkan kantor perwakilannya baru ada di Yogyakarta, Solo dan Ambon serta Palangkaraya.

"Ini memang sebuah ikhtiar nasional, karena kita ingin gerakan penghafal Alqur'an itu bisa menjangkau seluruh nusantara," tutur Tarmizi. Di luar itu, PPPA Daarul Qur'an juga mempunyai simpul, yaitu relawan atau jamaah Wisatahati yang memang peduli untuk ikut mensosialisasikan gerakan penghafal Alqur'an. "Subhanallah, relawan itu ada yang di Balikpapan, sampai ada yang di Taiwan, Singapore, Hong Kong,Australia," ungkap Tarmizi. Tahun-tahun yang lalu, PPPA Daarul Qur'an mempunyai gerakan 'One Day One Ayat' atau satu hari menghafal satu ayat.

Gerakan tersebut disosialisasikan ke masyarakat. Untuk melengkapi gerakan ini, PPPA Daarul Qur'an juga menyediakan layanan 'Al-Qur'an Call', yaitu layanan belajar Al-Qur'an 24 jam sehari. Yang menjadi operatornya adalah para santri yang menerima beasiswa dari lembaga ini, serta murid-murid lainnya yang bersekolah di lembaga pendidikan milik PPPA Daarul Qur'an. Umur mereka rata-rata masih belasan tahun, tetapi mereka dilatih menjadi operator yang profesional. Hingga saat ini, sudah ada lebih dari 700 santri/ murid yang menjadi operator 'Al-Qur'an Call'.Dahsyat bukan?

Sekarang ini PPPA Daarul Qur'an sedang mensosialisasikan gerakan 'Indonesia Menghafal'.Pada tanggal 8 Mei 2010 sudah dijadwalkan sebuah acara 'Wisata Akbar' di Masjid Agung At-Tin,Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur. Ribuan donatur dan ribuan jamaah akan hadir pada acara tersebut. "Gerakan 'Indonesia Menghafal' ini tujuannya adalah kita ingin membuka 
mind set masyarakat bahwa menghafal itu tidaklah sulit. Makanya kita mulai dengan gerakan 'One Day One Ayat'.Tinggal disiplin aja sebenarnya. Ayat itu dibaca dalam sholat sunah. Misalnya habis baca Al Fatehah lalu dia baca Tabarokh, kan satu ayat. Terus begitu, satu hari pasti hafal. Dua hari dua ayat. Kalau satu bulan, berarti 30 ayat," jelas Tarmizi.

Sementara itu gerakan 'Al- Qur'an 
Call' bisa dimanfaatkan masyarakat penghafal Alqur'an untuk mengecek kebenaran pengucapan. Operator bertugas membetulkan pengucapan yang salah. Sehingga, secara sistematis orang akan mudah menghafal Alqur'an. Manfaat apa yang didapat masyarakat? Simak saja datanya. Menurut Tarmizi, hingga kini sedikitnya ada 500 anak-anak kurang mampu yang mendapatkan beasiswa dari PPPA Daarul Qur'an. Mereka ada yang duduk di SD, SMP bahkan ada yang sudah kuliah di perguruan tinggi. Puluhan pondok pesantren yang kesulitan dana juga terbantu. Di balik itu, juga ada upaya menggerakkan roda ekonomi masyarakat, terutama di desa-desa.

Contohnya, belum lama ini pengurus PPPA Daarul Qur'an menitipkan lebih kurang 400 ekor kambing dan sapi untuk dikelola oleh salah satu Pondok Pesantren di Indramayu. Dari upaya merawat hewan qurban itulah Ponpes bersangkutan mendapatkan hasil atau keuntungan yang bisa digunakan untuk memberdayakan Ponpes tersebut. Masih ada lagi Program Rumah Tahfidz yang dikelola masyarakat.

Jumlahnya sekarang mencapai ratusan. Di Rumah Tahfidz itulah masyarakat sekitar bisa belajar menghafal Alqur'an. Rumah Tahfidz juga menjadi semacam agen penjualan berbagai produk PPPA Daarul Qur'an seperti buku-buku serta VCD Ustadz Yusuf Mansur
(okezone.com)
Posted on 16.22 by Redaksi Jobpublic and filed under | 0 Comments »